Dampak Reshuffle Kabinet Dan Gempa Bali Terhadap Ekonomi Indonesia

Pada artikel kali ini, saya akan membahas sedikit tentang Dampak Reshuffle Kabinet dan Gempa yang terjadi di Bali Terhadap Ekonomi Indonesia.

Mengutip Artikel dari "economy.okezone.com" yang berjudul "Reshuffle Dan Krisis Global" saya akan memberikan sedikit komentar. untuk sumber lengkap nya dapat di akses disini :
Sumber :Reshuffle Kabinet Dan Krisis Global.

Langsung saja, ini adalah potongan dari artikel tersebut. . .


Rakyat akan sangat bersyukur jika formasi menteri pasca-reshuffle kabinet bisa meminimalisasi dampak resesi global dan membangun kepastian hukum.

Kalau pun reshuffle kabinet bertujuan mengakselerasi perubahan, target perubahannya harus jelas dan mudah dipahami agar seluruh elemen rakyat bisa berpartisipasi dalam proses perubahan itu.
Ketika menjelaskan tujuan reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu (KIB)-II, Kantor Kepresidenan memublikasikan penjelasan bahwa Presiden akan me-reshuffle kabinet karena ingin menerapkan gaya memerintah baru guna mengakselerasi perubahan. Sayang, apa saja target perubahannya tidak dijelaskan.
Jangan pernah menyederhanakan ancaman krisis ekonomi saat ini. Kita harus belajar dari pengalaman. Sekadar contoh kasus, kita lihat lagi dampak ekonomi dari gempa bumi dan tsunami yang nyaris meluluhlantakkan perekonomian Jepang.

Sedangkan, ancaman krisis ekonomi yang mulai menggejala di Eropa dan AS bukan karena faktor bencana alam, melainkan karena faktor salah urus di sektor keuangan negara. Selama puluhan tahun negara-negara kaya itu menimbun utang untuk membiayai kesejahteraan rakyat.

Kini, negara-negara kaya itu menghadapi kenyataan gagal bayar. Itu sebabnya krisis ekonomi kali ini diperkirakan bakal lebih dahsyat dengan durasi jauh lebih lama karena dieskalasi oleh krisis politik di sejumlah negara.

Mengapa pemerintahan Presiden SBY perlu mewaspadai ancaman krisis itu? Sebab, hingga saat ini hampir 50 persen dari aneka komoditi bahan pangan kebutuhan dalam negeri, termasuk beras, kedelai, susu dan daging, masih harus diimpor.
Dampak krisis ekonomi global sering unpredictable karena banyak aspek perubahan berada di luar jangkauan kita. Namun, dalam konteks Indonesia, aspek yang paling mencemaskan dari krisis ekonomi global adalah pengaruhnya terhadap ketahanan pangan nasional.

Karena itu, sangat penting bagi pemerintahan Presiden SBY mewaspadai efek domino dari ancaman krisis ekonomi sekarang ini. Karena Presiden ingin me-reshuffle KIB-II, rakyat tentu berharap Presiden membentuk tim ekonomi yang cerdas, tangguh dan kompak agar bisa merespons dengan tepat dampak dari ancaman krisis ekonomi global saat ini.

Bagaimanapun, sekarang dan tahun-tahun mendatang adalah periode yang rawan dan sensitif bagi pemerintah di banyak negara, termasuk pemerintahan SBY. Ketidakpuasan terhadap pemerintahan sekarang sudah menjadi persoalan nyata.


Setelah membaca Potongan dari artikel tersebut saya ingin memberikan sedikit komentar tentang dampak negatif dari reshuffle kabinet terhadap perekonomian indonesia.
Dampak Negatif dari Reshuffle Kabinet yaitu :
1. Dapat menyebabkan pembengkakan Keuangan negara untuk keperluan mentri mentri yang baru, yang dapat menghabiskan anggaran negara, dan terbuang secara percuma.
2. Menurun nya Kepercayaan Masyarakat terhadap Pemerintah.
3. Krisis Global yang terjadi akibat pengimporan bahan baku terus menerus.
4. Hutang negara meningkat, sehingga dapat membebani negara lebih berat dengan hutang yang semakin besar.


Selanjutnya saya akan membahas tentang Dampak Gempa Bali Terhadap Perekonomian Indonesia.
Mengutip Artikel dari "bisnis.com" yang berjudul "Klaim Asuransi Gempa Bali" saya akan memberikan sedikit komentar. untuk sumber lengkap nya dapat di akses disini :
Sumber : Klaim Asuransi Gempa Bali

Berikut ini adalah potongan dari artikel tersebut. . .

JAKARTA: PT Asuransi MAIPARK Indonesia, asuransi umum bencana alam, menaksir klaim asuransi dampak gempa bumi Nusa Dua Bali 13 Oktober 2011 mencapai Rp3 miliar - Rp5 miliar.

Frans Y. Sahusilawane, Presiden Direktur Asuransi MAIPARK Indonesia, mengatakan jumlah klaim yang sudah dihitung dan disampaikan hingga saat ini mencapai Rp150 juta. Akan tetapi itu hanya sebagian kecil dari keseluruhan klaim.

"Klaim-klaim itu sudah masuk. Yang sudah terhitung Rp150 juta. Masih banyak yang belum dihitung. Secara keseluruhan, saya memperkirakan total klaim akibat gempa bali akan dapat mencapai Rp3 miliar - Rp5 miliar," katanya hari ini.

Dia mengatakan sebanyak delapan perusahaan asuransi umum terkena klaim tersebut. Hingga saat ini pihaknya telah menerima laporan klaim yang berasal dari para pemilik 30 polis asuransi gempa bumi di Bali. Polis tersebut untuk melindungi 19 gedung yang terkena dampak gempa.

"Klaim gempa Bali terutama berasal dari pemilik bangunan komersial seperti kantor bank, hotel, dan toko ritel. Paling banyak datang dari toko ritel, termasuk Carefour. Tidak ada klaim yang berasal dari kantor pemerintahan, rumah sakit, dan rumah pribadi," katanya.

Dia mengatakan porsi MAIPARK dari keseluruhan klaim tersebut mencapai 10% yaitu sekitar Rp300 juta - Rp500 juta. Sementara itu sebanyak 90% lainnya atau sekitar Rp2,7 miliar - Rp4,5 miliar adalah porsi perusahaan asuransi umum yang menerima pengajuan klaim dari pemilik polis asuransi yang terkena dampak gempa bumi.

Gempa bumi berkekuatan 6,8 Skala Ritcher terjadi di 143 km arah barat daya Nusa Dua Bali pada 13 Oktober 2011.

Gempa yang berpusat 10 m di bawah permukaan laut tersebut terjadi pada pukul 10:16 WIB atau pukul 11:16 waktu setempat dan sempat membuat kepanikan. Gempa juga menyebabkan sejumlah bangunan retak dan sejumlah pihak mengalami luka-luka.

"Hal yang harus dicatat dari gempa Bali adalah bukan kerugian yang timbul, tetapi bumi masih aktif. Kita sedang berada dalam siklus 200 tahun teraktif sehingga potensi bencana serupa masih mungkin terjadi," ujarnya.

Frans menyampaikan peristiwa bencana alam gempa bumi selalu menimbulkan nilai kerugian yang tinggi. Dia mencontohkan Maipark yang memperoleh klaim atas gempa di Sumatra Barat sebesar Rp300 miliar. Dia menyebutkan klaim seluruh industri asuransi khusus untuk gempa Padang mencapai Rp3 triliun.


Setelah membaca artikel tersebut, saya ingin memberikan sedikit komentar tentang dampak dari Gempa bali tersebut terhadap perekonomian Indonesia.
Dampak negatif nya adalah :
1. Melonjak nya pengeluaran Pihak Asuransi untuk membayar klaim dari masyarakat yang mengalami kerusakan.
2. Anggaran membengkak untuk membangun kembali Sarana Umum yang rusak akibat gempa.
3. Menurun nya Devisa negara yang di akibatkan sepi nya turis Mancanegara yang datang ke bali.
4. Menurun nya nilai tukar Rupiah.

Demikian Artikel kali ini yang membahas tentang Dampak Reshuffle Kabinet dan Gempa Bali Terhadap PerEkonomian Indonesia.

Sumber :
1. Reshuffle Kabinet Dan Krisis Global.
2. Klaim Asuransi Gempa Bali

Powered by Blogger